Garut //Jabadar.com – Menurut catatan dari Galeri “SA HA DEUI” (SHD) Garut, batik ini berkembang pesat pada tahun 1945, khususnya jenis ‘batik tulis garutan’ yang mencapai puncak kejayaannya antara tahun 1967 hingga 1985.
Hingga kini, di tengah derasnya arus globalisasi, Batik Garutan tetap bertahan berkat kegigihan para pengrajin lokal yang terus melestarikannya.
Salah satu sosok yang berperan penting dalam mempertahankan Batik Garutan adalah Agus S., SE, yang lebih akrab Agus Batik seorang perajin batik asal Garut saat di wawancara oleh awak media Selasa (28/1/2025)
Agus tetap semangat berkarya keterampilan membatiknya diwariskan dari Keluarga turun temurun dan terus eksis sampai saat ini di era Globalisasi yang serba canggih.
“Agus Batik berinovasi dengan mengembangkan produk-produk batik yang lebih variatif, seperti syal dan hiasan dinding, untuk menjawab kebutuhan pasar yang terus berubah.
Ia juga tak henti-hentinya mempromosikan Batik Garutan ” SA HA DEUI” kepada wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, dan Agus selalu mengikuti Pameran Nasional atau Internasional untuk memperkenalkan batik Garut kepada Wisatawan dan sekaligus memasarkan Produk Batik Garutan.
Agus Batik harapan kepada Pemerintah yang baru untuk pelestarian Batik Garutan tidak tinggal diam dalam upaya melestarikan batik ini.
“Kami ingin Batik Garutan tetap hidup dan berkembang. Harapan kami, masyarakat Garut semakin mencintai batik ini dan bangga mengenakannya dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.
Pada momentum Hari Batik Nasional Agus berharap, Batik Garutan terus eksis dan mampu bersaing di tengah arus globalisasi.
Batik Garutan adalah lebih dari sekadar kain. Ini adalah simbol kebanggaan dan identitas budaya yang mengakar dalam masyarakat Garut, sebuah warisan yang harus dijaga agar tetap hidup dan diwariskan ke generasi selanjutnya. (RUS)
Editor : Yopi