Garut, Jabadar.com // Hujan deras yang mengguyur kawasan Tarogong Kidul, Garut, pada Minggu sore, 13 April 2025, tak hanya membawa air dari langit, tapi juga duka mendalam bagi Emak Omah (60), seorang lansia yang tinggal di Kampung Babakan Said RT 05 RW 12, Kelurahan Sukagalih. Rumah kayu tempatnya bernaung roboh seketika, menyisakan puing dan kenangan bertahun-tahun. Di usia senjanya, cobaan ini tentu bukan perkara mudah.
Namun di balik musibah, hadir tangan-tangan yang menyambung harapan. Salah satunya datang dari Yudha Puja Turnawan, Anggota DPRD Kabupaten Garut dari Fraksi PDI Perjuangan. Keesokan harinya, Senin, 14 April 2025, Yudha mendatangi langsung lokasi rumah roboh tersebut. Ia datang bukan hanya sebagai pejabat, tetapi sebagai sahabat warga—membawa empati, bantuan, dan komitmen.
Didampingi oleh Lurah Sukagalih Sofi Feridiansyah serta Ketua RT dan RW setempat, Yudha menyapa hangat Emak Omah yang kini terpaksa tinggal sementara bersama anak bungsunya. “Kami hadir untuk memastikan bahwa beliau tidak sendiri dalam menghadapi musibah ini,” ujar Yudha dengan mata yang menatap penuh keprihatinan.
Dalam kunjungannya, Yudha membawa bantuan sembako serta uang tunai untuk kebutuhan harian Emak Omah. Namun lebih dari itu, ia menegaskan pentingnya langkah cepat dan kolaboratif untuk memperbaiki tempat tinggal Emak Omah yang sudah tidak layak huni.
“Kami akan dorong Disperkim agar bisa membantu secepatnya. Saya tahu keterbatasan anggaran selalu jadi kendala, tapi ini saatnya kita bergotong royong. CSR perusahaan, Baznas, dan bahkan iuran Korpri bisa dikonsolidasikan untuk membantu warga seperti Emak Omah,” tegas Yudha.
Yudha tak sekadar melempar harapan. Ia berencana mengoordinasikan langsung dengan Kementerian Sosial RI agar Emak Omah mendapat perhatian lebih, termasuk kemungkinan bantuan lewat Program Rumah Sejahtera Terpadu (RST). Ini adalah bentuk komitmen konkret bahwa kesejahteraan warga, terutama yang rentan, tidak boleh ditunda.
“Keselamatan beliau adalah prioritas. Kita tidak bisa menunggu lama. Saya akan upayakan semua jalur, dari daerah hingga pusat, agar rumah ini bisa berdiri kembali, layak, dan aman,” tambahnya.
Lurah Sukagalih, Sofi Feridiansyah, menyambut baik kehadiran Yudha yang selalu menunjukkan kepedulian tanpa menunggu diminta. “Pak Yudha ini bukan kali pertama membantu. Warga kami sudah beberapa kali merasakan langsung kehadiran beliau. Semoga kepedulian ini jadi inspirasi bagi banyak pihak,” ujarnya.
Kisah Emak Omah bukan hanya cerita tentang rumah yang roboh, tetapi juga tentang kekuatan solidaritas. Di tengah badai, hadir pemimpin yang tak hanya bicara di panggung, tapi hadir di lapangan. Kehadiran Yudha Puja Turnawan menjadi cerminan nyata bahwa politik yang berpihak pada rakyat bisa menjadi pelipur lara di tengah musibah.
Musibah boleh datang, tapi dengan gotong royong dan kepedulian, harapan akan selalu punya tempat untuk tumbuh. Dan di sudut kecil Garut, semangat itu hidup lewat tangan-tangan yang tak lelah membantu.
(Rus)